Minggu, 29 April 2012

TEMBOK KAMARKU



(Koleksi 06 Febuari 2001)

Detak jam dinding terasa nyaring berbunyi
Kutebar pandang garis menerawang
Putih terbalut cat tipis dinding kamarku
Tiga bercak noda masih nyata disitu.

Aku tlah lalai menjaga keputihannya
Aku tlah lupa menjaga kesuciannya
Kini tembokku tlah bernoda
Tembokku tak lagi putih
Bentengku tak lagi kukuh suci
Batasku kini tiada indah lagi

Kupandang…..
Sesal selalu terbawa kemudian
Tak ada air mata
Tak ada rintihan tangis
Karna aku tak lagi bisa menangis
Aku tak bisa bicara
Diamku melindungi
Tatapku lebih berseribu arti.

Usiaku saat itu kira-kira 19 tahun. Masih di tahun pertamaku kuliah diluar kota. Pertama kalinya aku harus menghadapi kehidupan jauh dari rumah dan dari orang-orang terdekat. Jadi, saat-saat berlibur amat sangat aku rindukan. Aku selalu rindu pada kamarku. Dimana dulu setiap saat aku habiskan banyak waktu disana untuk membaca atau membuat cerpen dan puisi.
Suatu malam saat berada dikamar, aku menemukan cat air sisa pelajaran Seni Rupa saat SMU. Iseng, aku memainkannya, memencet tube nya…dan akhirnya isi cat air itu memuncrat ke tembok kamarku. Segera aku membersihkannya dengan kain lap, kubasahi juga dengan air namun noda itu tetap ada ditembok. Akhirnya setiap kali aku masuk kamar, aku selalu terganggu dengan bercak-bercak noda itu. Aku menyesal sekali telah mengotorinya, membuatnya tidak lagi indah dipandang mata.
Pada akhirnya, noda-noda itu membawaku pada perenungan tentang hidup yang tengah aku jalani. Tentang konflik batin yang tengah aku alami dalam sebuah rasa kecewa terhadap diri sendiri. Dari mulai aku tumbuh remaja, aku bukanlah gadis yang extrovert. Aku cenderung menutup diri dan selalu berhati-hati dalam berbicara ataupun bertindak. Aku memegang teguh prinsip yang pantang untuk aku langgar. Namun, pada awal menuju kedewasaanku, aku mulai berontak terhadap prinsip-prinsip itu. Jiwa remajaku saat itu memberontak, ingin melakukan apa yang aku mau tanpa harus perduli dengan segala prinsip itu. Dan akhirnya aku kalah. Aku merasa tidak lagi menjadi orang yang baik.. Aku telah kalah oleh nafsuku untuk tidak lagi perduli dengan anggapan orang lain.  Aku menyesali dengan yang terjadi. Namun bagaimanapun itu telah menjadi noda pertama dalam hidupku. Keluar dari jalurku. Dan kugambarkan bahwa meskipun dalam diamku, sesungguhnya aku menyesali semua itu.

Jumat, 27 April 2012

KEUNGGULAN ILMU



Ali bin Abi Thalib ditanya oleh 10 ulama khawarij “mana yang lebih penting antara ilmu dan kekayaan” dan dijawab dengan 10 jawaban yang berbeda.

  1. Ilmu lebih penting daripada kekayaan karena ilmu merupakan warisan dari Nabi dan Rasul, sedangkan kekayaan adalah warisan Qorun, Fir’aun dll.
  2. Ilmu lebih penting daripada kekayaan karena ilmu dapat menjaga pemiliknya sedangkan harta harus dijaga oleh pemiliknya.
  3. Ilmu lebih penting daripada kekayaan karena ilmu memperbanyak teman dan sekutu sedangkan kekayaan memperbanyak musuh dan lawan.
  4. Ilmu lebih penting daripada kekayaan karena ilmu jika diberikan (diajarkan) kualitasnya semakin meningkat, sedangkan kekayaan jika dibelanjakan/dikeluarkan akan semakin berkurang dan habis.
  5. Ilmu lebih penting daripada kekayaan karena orang yang berilmu selalu mendapatkan penghormatan di masyarakat sedangkan yang kaya selalu mendapatkan panggilan yang rendah dan menghinakan.
  6. Ilmu lebih penting daripada kekayaan karena orang yang berilmu pada hari kebangkitan cepat/lambat menerima bantuan dari ilmu yang diajarkan, sedangkan orang kaya akan disiksa dan akan dimintai pertanggungjawaban dari kekayaannya.
  7. Ilmu lebih penting daripada kekayaan karena karena ilmu tidak bisa dicuri dari pemiliknya sedangkan harta bisa hilang atau dicuri.
  8. Ilmu lebih penting daripada kekayaan karena ilmu tidak habis sekalipun tidak ditambah sedang kekayaan [pasti akan habis.
  9. Ilmu lebih penting daripada kekayaan karena ilmu menyebabkan pemikiran seseorang menjadi tenang dan hati menjadi bercahaya sedang harta seringkali menjadikan pemiliknya bingung dan hatinya menjadi keras.
  10. Ilmu lebih penting daripada kekayaan karena ilmu membawa keuntungan dalam bentuk ganjaran sedang harta seringkali muncul dari ketidaksepakatan, siksaan dan penganiayaan.




The Power of Words - part 1

Speech                                                                                                                                                  
Pernah mendengar atau membaca sebuah kutipan tentang dahsyatnya kata-kata?, saya yakin sudah ya... . Dalam kehidupan kita sehari-hari pun kita seringkali menjumpai bahkan mungkin mengalaminya sendiri tentang betapa dahsyatnya kata-kata.
Sejarah telah mengukir nama-nama besar yang masih banyak diingat orang sampai saat ini karena kekuatan kata-katanya. Dalam dunia Islam dikenal salah satunya adalah tokoh pemberani bernama Thariq bin Ziyad. Pada saat itu ia mendapatkan perintah dari Musa bin Nushair, gubernur Afrika Utara untuk membebaskan wilayah Andalusia yang pada saat itu berada dalam kekuasaan Visigoth.
Di gunung yang sekarang bernama Jabal Musa, Musa bin Nushair membuka perkampungan yang dipakai Thariq untuk mengamati, merencanakan serta mempersiapkan segala sesuatu sebelum menyeberangi selat Gibraltar. Gibraltar berasal dari kata Jabal Thariq ( Gunung Thariq ).
Dengan tujuh ribu prajurit Thariq mendarat di Gibraltar. Ia dan pasukannya dihadapkan dengan 100.ooo pasukan Visigoth. Prajurit merasa gentar dengan jumlah pasukan yang tidak seimbang. Namun Thariq yang cerdas dan pemberani kemudian membakar seluruh kapal yang ia gunakan dengan ketujuh ribu pasukannya untuk menyeberangi selat. Kemudian ia mulai membangun mental pasukannya melalui pidatonya yang terkenal :
" ​Hai..prajuritku, didepan ada pasukan yang siap menyerang kita, dibelakang ada lautan. Apabila kau lari kebelakang akan tenggelam dan mati sia-sia. Tapi apabila kau maju dan mati, kau akan mati syahid, mati dijalan Allah. Tapi bila kau menang maka akan tercatat dalam sejarah dan akan dimuliakanoleh  Allah SWT. Majulah wahai pasukanku yang gagah berani ! "
Semangat pasukanpun naik seketika. Semua siap untuk mati syahid. Dan pertempuran akhirnya dimenangkan oleh Thariq, sedangkan Raja Roderick dari kerajaan Visigoth tewas dalam pertempuran tersebut. Selanjutnya kota demi kota Toledo, Elvira, Granada, Cordoba dan Malaga ditaklukkan. Antara musim semi dampai musim panas tahun 711 H, Thariq telah berhasil menguasai separuh wilayah Andalusia.
Betapa kata-kata mempunyai kekuatan yang sangat dahsyat. Dengannya seseorang dapat mengobarkan semangat sehingga menumbuhkan kekuatan untuk melawan 100.000 jumlah pasukan musuh meskipun mereka sendiri berjumlah puluhan kali lebih sedikit.



Sabtu, 21 April 2012

(Puisi) L A R A

( Koleksi 25 Maret 2005 )

Lara...

Tak terhitung datang mendera

Seraut wajah yang tersamar oleh waktu

Mencambuk keras ulu hatiku

Mengikis habis akalku

Mengalirkan butir keangkuhanku

(PUISI) *** TERAPUH*****

(Koleksi Oktober 2005)









Sendiri.....
Kembali kucoba kayuh bidukku
Menjadi sesosok tegar
Yang tetap tegak meskipun tanpa tonggak

Menelusupkan jiwa
Kedalam rongga yang menganga dalam tubuhku
menyusun retak kerapuhanku
Menjadi diri yang tegar ditengah ombak